Jurnal Detektif

A blog about detective, forensics, psychology, weapory and many more!

Full width home advertisement

Senjata: Pelindung dan Penghancur

Keahlian Seorang Detektif

Post Page Advertisement [Top]


Halo, sobat detektif, setelah saya lama tidak jumpa, kali ini saya akan membeberkan beberapa trik agar kalian semua bisa berpikir seperti Sherlock holmes. Pastinya sobat-sobat semua sudah nonton film Sherlock holmes, baik yang serial ataupun yang dibintangi Robert Downey Jr. Dalam film-film tersebut, tentunya sobat detektif melihat bagaimana peran Watson yang menceritakan kisah teman nya sendiri, atau lebih tepatnya kita melihat Holmes dari sebuah kisah yang diceritakan oleh Watson. Bila kita amati, pola pikir Watson sangat berbeda dari pola pikir Holmes.

Sherlock Holmes
Pada channel Youtube PracticalPsychology yang didalamnya membahas buku Mastermind yang ditulis Maria Konnikova, ada 2 tipe pemikiran seseorang : otak Watson(CS-nya Sherlock) dan Otak Holmes.

Karakteristik Otak Watson : 
  • emosional
  • mengambil korelasi dari suatu hal,
  • biasanya terjebak Biases dan Fallacies
  • subjektif 

Karakteristik Otak Holmes :
  • logika
  • mencari penyebab suatu hal
  • deduktif
  • membutuhkan banyak energi (ini kenapa di film nya dia makan banyak)
  • objektif.
Agar bisa berpikir seperti Holmes, kalian harus bisa menguasai pikiran kalian. Maksudnya adalah, kalian harus memiliki pikiran yang tak pernah kosong, yang selalu di isi hal-hal berguna. Tentu saja semua ini butuh latihan dan waktu.

3 Karakteristik Utama

Sebelumnya, Saya sudah berbicara mengenai Biases dan Fallacies. Yang dimaksudkan dengan bias, adalah ketika kita menarik kesimpulan atau pemikirian secara otomatis. Pemikiran seperti ini menyebabkan kita tidak memperhatikan hal lain yang mungkin juga berguna untuk “penyelidikan” kita. Sedangkan Fallacies adalah kesalahan pada logika berpikir. Contoh : Jika sesuatu bukan A dan sesuatu tersebut bukan B, maka pasti sesuatu tersebut berada diantara keduanya. Dari sumber yang saya pakai, hal ini disebut middleground fallacies. Kenapa bisa begini? Menurut saya karena suatu hal terjadi bukan hanya karena faktor yang kita temukan melainkan juga bisa dari faktor yang belum pernah kita jumpai. Jika kalian tertarik untuk melihat apa saja kesalahan logika yang mungkin terjadi, langsung saja baca: Kesalahan Logika (Logical Fallacies) dan Contohnya

Sekarang kita akan membicarakan mengenai berperhatian penuh (mindfulness). Lumrah bagi kita kalau pikiran kita "mengambang", namun seorang Sherlock tidak akan membiarkan pikirannya seperti itu. Biasakan agar pikiran kita tidak mengambang untuk memperkuat otak kita. Hal ini akan membantu kita untuk bisa terus berpikir deduktif.

Misalkan ada seseorang yang datang pada sobat detektif. Ketika dia masuk, kalian melihat  lumpur pada sepatunya. Jika kalian berpikir bahwa “Oh, rumah orang ini halamnya berlumpur,” maka kalian berpikir seperti Watson, karena mencari korelasi tidak sama dengan menemukan penyebab. Jika kalian berpikir seperti Holmes kalian harusnya memikirkan darimana orang itu mendapatkan lumpur di sepatunya, sehingga “Hmmm, dia melewati daerah berlumpur, di sekitar sungai mungkin?” atau “Apakah semalam ada hujan di daerah nya sehingga menyebabkan tanah berlumpur?”

Hal yang tak kalah penting adalah, dalam filmnya  atau novelnya seringkali Sherlock dikisahkan sedang melakukan sesuatu yang tak biasa, mulai dari eksperimen, membaca buku ataupun bergaya yang aneh-aneh. Sikap tak berhenti belajar dan selalu ingin tahu dan mencoba-coba rupanya mejadikan seorang Sherlock memiliki pribadi yang unik dan ternyata membentuk pemikirannya sehingga sedemikian rupa mengagumkan. Oleh karena itu, teruslah belajar hal baru.  Berhenti belajar bukan menunjukkan kalo kita sudah mampu, namun hanya menunjukkan kesombongan kita saja.

Ok sobat, untuk menutup tulisan saya kali ini, saya akan merangkum 3 hal utama untuk kalian:
1.                    Jangan terjebak Biases dan Fallacies
2.                    Latihan berperhatian penuh (mindfulness)
3.                    Jangan berhenti belajar

Mungkin sekian dulu saja dari tulisan saya kali ini, sobat detektif, selamat belajar dan mempraktekan semua metode yang sudah ada. Menjadi seorang detektif bukanlah hal yang mudah dan bisa instan begitu saja setelah membaca teori ataupun tulisan pada blog ini. Menjadi detektif berarti membentuk pribadi yang terus belajar dan berlatih menerapkan berbagai macam teori yang masuk ke dalam otak kita masing-masing. Salam Detektif!

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib