Sebagai seorang
manusia, tentu saja kita memiliki banyak pekerjaan dan masalah yang harus
diselesaikan. Misalnya saja bagi pelajar dan mahasiswa adalah sekolah, kegiatan
organisasi, dan lain-lain. Tiap individu tentunya memiliki berbagai macam
tingkat kesulitan pada tugas dan pekerjaan tersebut. Semakin susah dan banyak
pekerjaan yang dimiliki tentu saja akan membawa beban psikologis tersendiri bagi
beberapa orang.
Pada kesempatan
kali ini, jurnaldetektif.blogspot.com, akan berbagi cara bagaimana agar kita
lebih termotivasi dalam hal pengerjaan tugas yang banyak dan mungkin
membosankan tersebut.
Salah satu
teknik yang cukup membantu adalah teknik “Chunking”
dalam bahasa inggris, chunk bisa
berarti bingkah, potong, bongkah, dan sebagainya. Sebuah bongkahan tentu tidak
memiliki ukuran yang tentu, namun jika kita menyebut bongkahan sebuah benda
sebagai sesuatu yang telah diambil dari benda yang sama namun dengan ukuran
yang lebih besar. Ambil contoh saja, kita pegi ke sebuah gunung, merupakan sesuatu
yang besar bukan? Tetapi, setelah kita mengambil bongkahan kecil dari batu
gunung tersebut, apakah artinya kita mengangkat gunung? Tentu saja bukan, tapi
tak bisa dipungkiri bahwa batu tersebut merupakan bagian dari gunung tersebut. Anggap
kita memiliki umur panjang, dan tiap satu hari, kita mengambil bongkahan batu
dari gunung tersebut. Dalam waktu yang lama gunung tersebut tentu akan habis.
Seperti itulah
teknik “Chunking” bekerja. Sebagai manusia,
otak kita didesain untuk menyelesaikan masalah-masalah kecil dengan lebih
efektif, dibandingkan masalah besar sekaligus yang mungkin malah akan berujung
pada depresi. Kita ambil contoh kasus seorang anak SMA pemalu yang mulai
belajar berbicara di depan umum atau public
speaking. SMA tersebut mengharuskan muridnya untuk berbicara di depan umum
tiap minggu dengan topik yang berbeda pada kelas tertentu. Kita tentu bisa
memahami bagaimana perasaan si anak apabila dia harus belajar berbicara di
depan umum tiap minggu. Masalah akan menjadi tambah berat jika dia mulai
menghitung untuk 1 semester itu, 1 semester 6 bulan, 1 bulan 4 minggu, maka dia harus berbicara di depan umum selama
24 kali dalam satu semester. Terkadang ketakutan kita akan hal repetitif yang
berlangsung lama bisa menurunkan semangat kita.
Untuk melewatinya
akan lebih gampang bahwa tiap setelah selesai kelas public speaking dia berkata, “Ok, lewati 1 minggu lagi ,“ setelah
satu minggu, “Bagus, satu minggu lagi,” dan seterusnya. Hal ini akan membuat
fungsi otak menjadi lebih ringan karena si anak tak perlu khawatir akan
pekerjaan yang sebenarnya masih panjang.
Inti dari
teknik “chunking” adalah kita
memandang suatu masalah menjadi bagian kecil yang harus diselesaikan dalam kurun
waktu tertentu. Padangan kita mengenai rentang waktu masalah tersebut harus
dikurangi. Dari setahun menjadi sebulan atau bahkan seminggu, akan membuat kita
lebih termotivasi untuk melakukan hal tersebut. Akhir kata, jangan jadikan teknik
“chunking” jadi hal yang dapat menghambat
berpikiran panjang, karena ada baiknya untuk tugas yang memiliki deadline tertentu.
Reference:
Various source.
Simply divide and conquer ?
ReplyDeleteyep, like that :)
Delete