Darah adalah
salah satu bukti fisik yang ditemukan ketika melakukan investigasi atas
kematian dan tindak kekerasan. Seseorang yang terlatih dapat menyimpulkan
cipratan atau tetesan darah pada TKP menjadi bagaimana darah tersebut bisa
tertumpahkan. Bentuk pola darah tersebut akan dikenali oleh analis sehingga
dapat diketahui bagaimana pola tersebut dapat terbentuk.
Bloodstain pattern analyisis (BPA)
adalah interpretasi dari noda darah yang terdapat pada TKP dalam rangka mereka
ulang kejadian yang menyebabkan noda darah tersebut terjadi. Analis akan
memeriksa ukuran, bentuk, persebaran, dan lokasi dari noda darah untuk
menentukan apa yang terjadi dan apa yang tidak. Kerennya, BPA menggunakan
prinsip biologi (sifat darah), fisika (kohesi, kapilaritas dan kecepatan), dan
matematika (geometri, jarak, dan sudut) untuk menentukkan asal darah, penyebab
luka, arah korban ketika dilukai, posisi korban dan pelaku, dll.
Jenis Pola
Ada banyak tipe
tampilan dari pola darah yang ada pada TKP. Hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor: kecepatan darah saat itu, jarak yang dilalui, jumlah darah,
sudut benturan, dan jenis target dimana ia mendarat.
1. Single Drop
Tipe noda darah
ini biasanya mengarah kepada darah yang menetes tegak lurus secara vertikal,
entah dari orang yang terluka ataupun objek. Hal itu menyebabkan bentuk darah
menjadi bulat saat berbenturan dengan tempat pendaratan. Hal yang mempengaruhi single drop misalnya: volume tergantung
dari luas area pendaratan, ukuran noda darah dipengaruhi oleh ketinggian (makin
tinggi makin lebar), Bila noda jatuh ke bahan yang menyerap cairan maka ukuran
noda akan lebih kecil dibandingkan bahan yang tidak menyerap cairan. Apabila darah
yang menetes ke noda darah lain akan menjadi drip pattern.
2. Impact Spatter
Noda darah ini
terjadi ketika darah yang belum kering (alias masih basah) berbenturan dengan
permukaan dengan keras sehingga tercecer menjadi lebih kecil. Makin keras
benturan nya, makin kecil ceceran nya. Kepadatannya akan berkurang karena
terciprat jauh dari sumber darah itu. Dari Impact
spatter, kita bisa menentukan posisi relatif individu atau objek pada saat
insiden terjadi.
3. Cast-Off Stain
Noda darah ini
terjadi ketika gerakan yang menciptakan gaya sentrifugal (gaya yang menjauhi
pusat putaran) menyebabkan darah jatuh dari objek yang berdarah. Misalnya,
tangan kita berdarah dan ketika kita memutar badan kita secara tiba-tiba, maka
darah kita akan “terlempar” dari jari kita. Darah yang terlempar dari objek
berdarah, senjata tajam misalnya, akan menunjukkan karakterisik pola ini dan
membentuk garis yang lurus atau melengkung.
4. Transfer Bloodstains
Transfer
Bloodstains atau contact stain terjadi ketika permukaan yang berdarah (misalnya
lantai) terkena permukaan lain (misalnya sepatu). Tipe noda darah ini sangat
berguna untuk menentukan sekuens kejadian yang terjadi pada sebuah insiden atau
menentukkan pergerakan objek atau individu.
5. Projected Pattern/Arterial Damage Stain
Noda darah ini terjadi dari darah
yang dilepaskan dari sumber darah yang bertekanan, seperti arteri, ke permukaan.
Sobat detektif pasti pernah melihat sebuah scene dimana ketika korban di tusuk
dan tusukan tersebut dilepas, maka darah masih muncrat keluar. Nah, noda darah
dari darah yang muncrat tersebut menjadi tipe ini. brakialis di lengan. Darah
keluar dari luka terus menerus saat jantung berdetak. Darah yang keluar akan
terpecah menjadi tetesan-tetesan. Semakin kecil lukanya, maka tetesan darah
yang keluar juga makin kecil. Area-area yang bisa menyebabkan arterial
bloodstains:
- pembuluh nadi kepala
- arteri radial di pergelangan tangan
- arteri femoralis di paha bagian dalam (sekitar selangkangan)
- arteri
- daerah temproal kepala
- Aorta (pembuluh nadi terbesar di jantung)
6. Pool Stains
Tipe Pool stains terjadi karena akumulasi
darah pada suatu permukaann tertentu. Dari noda darah ini, kita dapat
menentukkan apakah korban masih hidup atau tidak dari banyaknya darah yang
keluar.
7. Insect Stains
Insect stains bukan terjadi karena
gigitan serangga lho sobat detektif, melainkan karena aktifitas dari serangga
pada TKP. Lalat adalah serangga yang mungkin ditemukan pada TKP, apalagi jika
berhubungan dengan darah. Ketika lalat tersebut hinggap pada darah, ia akan
menghasilkan noda lingkaran yang dinamakan flyspeck. Jangan sampai salah sangka
dan menganggap ini expiration stains. Beberapa noda kecil lainnya juga bisa
terjadi ketika lalat tersebut berjalan melewati noda darah tertentu.
8. Expiration Stains
Biasanya, noda
darah ini dikaitkan dengan luka pada saluran pernafasan. Noda darah ini terjadi
ketika darah dibatukkan, lebih luasnya ketika darah keluar dari mulut. Noda darah
ini terlihat lebh encer karena tercampur dengan air liur. Noda darah ini biasa
membentuk pola bulat dan kecil seperti kabut yang halus.
Arah Noda dan Sudut
Setelah
melakukan pengamatan dari noda darah, maka akan lebih baik untuk menentukkan
juga asal noda berdasarkkan posisi dan sudut nya. Hal ini dilakukan untuk
menentukan arah cipratan darah korban. Beberapa noda darah yang tercecer jauh
dari sumber nodanya biasa disebut satellite stains.
Dengan mengukur rasio lebar
dan panjang nya, kita bisa mementukkan sudut datangnya noda darah. Ketika sudut
sudah ditemukan, maka dengan teknik stringing
kita bisa menentukan area dimana titik konvergensi (titik dimana dari jalur
perjalanan banyak noda bertemu). Setelah itu, tentu saja kita bisa mementukkan
asal dari noda darah tersebut.
Reference :
A Simplified Guide To Bloodstain Pattern Analysis [Pdf].
(2009). Florida: NFSTC.
http://aboutforensics.co.uk/2015/05/28/bloodstain-pattern-analysis/
No comments:
Post a Comment