Jurnal Detektif

A blog about detective, forensics, psychology, weapory and many more!

Full width home advertisement

Senjata: Pelindung dan Penghancur

Keahlian Seorang Detektif

Post Page Advertisement [Top]

Darah adalah salah satu bukti fisik yang ditemukan ketika melakukan investigasi atas kematian dan tindak kekerasan. Seseorang yang terlatih dapat menyimpulkan cipratan atau tetesan darah pada TKP menjadi bagaimana darah tersebut bisa tertumpahkan. Bentuk pola darah tersebut akan dikenali oleh analis sehingga dapat diketahui bagaimana pola tersebut dapat terbentuk.

Bloodstain pattern analyisis (BPA) adalah interpretasi dari noda darah yang terdapat pada TKP dalam rangka mereka ulang kejadian yang menyebabkan noda darah tersebut terjadi. Analis akan memeriksa ukuran, bentuk, persebaran, dan lokasi dari noda darah untuk menentukan apa yang terjadi dan apa yang tidak. Kerennya, BPA menggunakan prinsip biologi (sifat darah), fisika (kohesi, kapilaritas dan kecepatan), dan matematika (geometri, jarak, dan sudut) untuk menentukkan asal darah, penyebab luka, arah korban ketika dilukai, posisi korban dan pelaku, dll.

Jenis Pola

Ada banyak tipe tampilan dari pola darah yang ada pada TKP. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor: kecepatan darah saat itu, jarak yang dilalui, jumlah darah, sudut benturan, dan jenis target dimana ia mendarat.

1.      Single Drop
Tipe noda darah ini biasanya mengarah kepada darah yang menetes tegak lurus secara vertikal, entah dari orang yang terluka ataupun objek. Hal itu menyebabkan bentuk darah menjadi bulat saat berbenturan dengan tempat pendaratan. Hal yang mempengaruhi single drop misalnya: volume tergantung dari luas area pendaratan, ukuran noda darah dipengaruhi oleh ketinggian (makin tinggi makin lebar), Bila noda jatuh ke bahan yang menyerap cairan maka ukuran noda akan lebih kecil dibandingkan bahan yang tidak menyerap cairan. Apabila darah yang menetes ke noda darah lain akan menjadi drip pattern.

2.      Impact Spatter
Noda darah ini terjadi ketika darah yang belum kering (alias masih basah) berbenturan dengan permukaan dengan keras sehingga tercecer menjadi lebih kecil. Makin keras benturan nya, makin kecil ceceran nya. Kepadatannya akan berkurang karena terciprat jauh dari sumber darah itu. Dari Impact spatter, kita bisa menentukan posisi relatif individu atau objek pada saat insiden terjadi.

3.      Cast-Off Stain
Noda darah ini terjadi ketika gerakan yang menciptakan gaya sentrifugal (gaya yang menjauhi pusat putaran) menyebabkan darah jatuh dari objek yang berdarah. Misalnya, tangan kita berdarah dan ketika kita memutar badan kita secara tiba-tiba, maka darah kita akan “terlempar” dari jari kita. Darah yang terlempar dari objek berdarah, senjata tajam misalnya, akan menunjukkan karakterisik pola ini dan membentuk garis yang lurus atau melengkung.

4.      Transfer Bloodstains
Transfer Bloodstains atau contact stain terjadi ketika permukaan yang berdarah (misalnya lantai) terkena permukaan lain (misalnya sepatu). Tipe noda darah ini sangat berguna untuk menentukan sekuens kejadian yang terjadi pada sebuah insiden atau menentukkan pergerakan objek atau individu.

5.      Projected Pattern/Arterial Damage Stain
Noda darah ini terjadi dari darah yang dilepaskan dari sumber darah yang bertekanan, seperti arteri, ke permukaan. Sobat detektif pasti pernah melihat sebuah scene dimana ketika korban di tusuk dan tusukan tersebut dilepas, maka darah masih muncrat keluar. Nah, noda darah dari darah yang muncrat tersebut menjadi tipe ini. brakialis di lengan. Darah keluar dari luka terus menerus saat jantung berdetak. Darah yang keluar akan terpecah menjadi tetesan-tetesan. Semakin kecil lukanya, maka tetesan darah yang keluar juga makin kecil. Area-area yang bisa menyebabkan arterial bloodstains:
  • pembuluh nadi kepala
  • arteri radial di pergelangan tangan
  • arteri femoralis di paha bagian dalam (sekitar selangkangan)
  • arteri
  • daerah temproal kepala
  • Aorta (pembuluh nadi terbesar di jantung)

6.      Pool Stains
Tipe Pool stains terjadi karena akumulasi darah pada suatu permukaann tertentu. Dari noda darah ini, kita dapat menentukkan apakah korban masih hidup atau tidak dari banyaknya darah yang keluar.

7.      Insect Stains
Insect stains bukan terjadi karena gigitan serangga lho sobat detektif, melainkan karena aktifitas dari serangga pada TKP. Lalat adalah serangga yang mungkin ditemukan pada TKP, apalagi jika berhubungan dengan darah. Ketika lalat tersebut hinggap pada darah, ia akan menghasilkan noda lingkaran yang dinamakan flyspeck. Jangan sampai salah sangka dan menganggap ini expiration stains. Beberapa noda kecil lainnya juga bisa terjadi ketika lalat tersebut berjalan melewati noda darah tertentu.

8.      Expiration Stains
Biasanya, noda darah ini dikaitkan dengan luka pada saluran pernafasan. Noda darah ini terjadi ketika darah dibatukkan, lebih luasnya ketika darah keluar dari mulut. Noda darah ini terlihat lebh encer karena tercampur dengan air liur. Noda darah ini biasa membentuk pola bulat dan kecil seperti kabut yang halus.

Arah Noda dan Sudut

Setelah melakukan pengamatan dari noda darah, maka akan lebih baik untuk menentukkan juga asal noda berdasarkkan posisi dan sudut nya. Hal ini dilakukan untuk menentukan arah cipratan darah korban. Beberapa noda darah yang tercecer jauh dari sumber nodanya biasa disebut satellite stains

Dengan mengukur rasio lebar dan panjang nya, kita bisa mementukkan sudut datangnya noda darah. Ketika sudut sudah ditemukan, maka dengan teknik stringing kita bisa menentukan area dimana titik konvergensi (titik dimana dari jalur perjalanan banyak noda bertemu). Setelah itu, tentu saja kita bisa mementukkan asal dari noda darah tersebut.



Reference :
A Simplified Guide To Bloodstain Pattern Analysis [Pdf]. (2009). Florida: NFSTC.

http://aboutforensics.co.uk/2015/05/28/bloodstain-pattern-analysis/

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib