Kebakaran adalah kejadian yang
sangat mengerikan. Sebagai seorang detektif, sangat mungkin jika kita dikirim
untuk menyelidiki suatu tkp kebakaran. Maka dari itu, ada satu cabang dari ilmu
forensik yang khusus menyelidiki penyebab kebakaran, atau yang disebut
investigasi kebakaran (fire investigation).
Dalam peristiwa kebakaran, seorang
petugas investigasi kebakaran akan terjun ke lapangan setelah para pemadam
kebakaran selesai melakukan tugasnya memadamkan api di lokasi. Disana, ia akan
mengumpulkan bukti-bukti penyebab dari kebakaran itu sendiri. Pertama, ia akan
mencari sumber api dari kebakaran itu sendiri, atau area of origin. Sumber api tersebut bisa sebuah ruangan di suatu
rumah, atau suatu lokasi tertentu pada skala yang lebih besar. Setelah itu sang
investigator akan mencari tempat pengapian atau ignition source, yang bisa merupakan perkemahan, flare, peluru,
ataupun kaca melengkung yang bisa berlaku sebagai kaca pembesar.
Kimia Pembakaran
Api terjadi dari reaksi eksoterm
dari pembakaran, yang dapat terjadi apabila terdapat 3 komponen utama: bahan
bakar, oksidan (O2), dan energi panas yang cukup. Tanpa salah satu
dari unsur tersebut, api tidak akan terjadi. Benda padat dan cair tak terbakar
bila tidak ada proses pemanasan yang akan menyebabkan terjadinya penguapan yang
mampu membakar. Proses ini sering disebut pyrolysis.
Warna dari api berasal dari gelombang cahaya
yang dipancarakan dan tergantung dari bahan bakarnya. Merah kuning dan oranye
biasanya menunjukkan pembakaran karbon, sedangkan biru dan hijau berasal dari
substansi kimia anorganik.
sobat detektif mengetahui bahwa
panas menyebar melalui 3 hal, koduksi, konveksi, dan radiasi. Tidak perlu
dijelaskan pengertian dari ketiga hal itu, namun yang perlu diingat adalah
konveksi menyebar melalui gas dan zat cair dimana penghantar ikut bergerak, konduksi
biasanya melalui zat padat, dimana medium tak bergerak, dan radiasi menyebarkan
tanpa medium.
Percikan, Bara Api, dan Pembakaran Spontan
Ketiga hal ini sering kali menjadi
penyebab dari suatu kebakaran itu sendiri, dimana semua hal tersebut dapat terjadi
jika ada panas pada uap bahan bakar di udara. Penyebab panas itu sendiri bisa
saja dari reaksi kimia, gesekan, matahari, dan listrik.
Percikan yang akan terjadi,
tergantung dari bahan bakarnya, dimana flash
point merupakan temperatur minimum dimana bahan bakar akan menyala oleh
sumber percikan itu sendiri. Cara mengetesnya adalah dengan menaruh bahan
tersebut pada wadah kedap udara dimana temperatur dinaikkan teratur dan
diperciki api. Ketika zat tersebut terbakar maka pada temperatur itulah kita menentukkan
flash point-nya.
Bara api adalah suatu peristiwa
terbakarnya suatu materi ber-selulosa yang membentuk zat padat. Salah satu
sontoh nya adalah kayu. Cara menentukan suhu dari suatu bara api bisa kalian
lihat dari warna bara api tersebut. Bila warnanya merah gelap, maka suhu nya
bisa diperkiranan 500-6000C, sedangkan jika berwarna putih, suhunya
mencapai 14000C. Bara api
tidak mengeluarkan api karena tak ada suplai oksigen yang cukup. Maka dari
itulah kenapa ketika kita mengipasi arang untuk membakar sate, apinya keluar.
Pembakaran spontan dapat terjadi
ketika material terbakar tanpa sumber percikan seperti api atau listrik.
Fenomena unik ini terjadi karena reaksi eksoterm yang melepaskan panas, dimana
ketika material itu dikumpulkan, mereka menghasilkan panas. Misalnya saja,
tumpukan jerami dan kompos, yang bisa terbakar sendiri karena fermentasi
bakteri.
Kebakaran di Area Terbuka
Saat menyelidiki kebakaran di
tempat yang terbuka, maka ada banyak perbedaan yang harus diperhatikan. Sebuah
kebakaran di tempat yang terbuka akan menuju ke arah bahan bakar, bisa bensin
dll. Karena zat tersebut mengeluarkan uap di udara. Pola sirkular akan terbentuk jika api
tersebut dikelilingi bahan bakar yang sama dan tidak ada angin yang bertiup.
Pada permukaan yang tak rata, maka api akan merambat ke arah yang lebih tinggi,
jika ada bahan bakar. Pembakarannya pun akan menghasilkan bentuk seperti kipas Investigasi
Tempat Kebakaran
Seperti yang sudah dibahas di
awal, pertama kita harus menemukan sumber pembakaran, dan menemukan sumber
apinya. Sebelum melakukan investigasi ada baiknya untuk melakukan survey
lokasi, dimana resiko seperti bangunan runtuh, tersengat listrik, benda yang
masih panas, sumber pipa gas, reruntuhan, dan material beracun. Gunakan pakaian
Tahan api, sarung tangan tebal, dan masker untuk memulai investigasi. Jangan
lupa matikan sumber listrik serta gas terlebih dahulu.
Saksi mata merupakan salah satu
bagian penting ketika melakukan investigasi kebakaran dimana merka dapat
memberikan informasi seperti waktu mulainya pembakaran, atau dokumen media
seperti foto fan video. Para petugas pemadam juga merupakan suber informasi
yang terpercaya dimana mereka dapat melaporkan kejadian apa saja ketika
memadamkan apinya.
Sumber:
http://news.nationalgeographic.com/news/2013/09/130907-fire-investigations-fire-science/
No comments:
Post a Comment