Jurnal Detektif

A blog about detective, forensics, psychology, weapory and many more!

Full width home advertisement

Senjata: Pelindung dan Penghancur

Keahlian Seorang Detektif

Post Page Advertisement [Top]

Botulinum adalah protein neurotoksik yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum. Botulinum ditemukan oleh Justin Kerner, seorang tenaga medis dan penyair dari kota kecil di jerman. Kerner membuat deskripsi lengkap mengenai botulism, penyakit yang disebabkan racun botulinum, melalui observasi klinis yang dia sebut “sausage poisoning”. Mungkin sobat detektif belum pernah mendengar nama racun ini, tetapi racun ini adalah racun yang paling mematikan. Rata-rata dosis yang mematikan bagi manusia adalah 1.3-.21 ng/kg bila disuntikkan dan 10-13 ng/kg bila dihirup.


Ada 8 jenis racun botulinum:
·   Tipe A dan B: mampu menyebabkan penyakit pada manusia dan digunakan secara komersial dan medical.
·      Tipe C – G: Tidak terlalu umum.
·      Tipe E dan F: Bisa menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
·   Tipe H: Disebut sebagai zat yang paling mematikan di dunia. Bila disuntikan sebesar 0.002 gram saja dapat membunuh manusia dewasa

Racun botulinum berbentuk kristal putih padat. Dalam bentuk cairan tidak berbau, tak berwarna, dan (sejauh yang diketahui) tak berasa.

Ciri-ciri keracunan botulinum tidak tergantung cara masuk racun tersebut. Botulinum adalah racun syaraf, maka akan menyebabkan kelumpuhan yang terjadi mulai dari kepala hingga ke tubuh bagian bawah, dan juga mempengaruhi paru-paru yang menyebabkan korban sulit bernafas. Gejala pertama adalah lemas, lesu, dan vertigo. Lalu akan dilanjutkan dengan diplegia (kelumpuhan kedua bagian tubuh) wajah, terkulainya kelopak mata (ptosis) kemampuan konjugasi dan artikulasi berkurang.

Racun botulinum dikenal memiliki potensi sebagai agen bioterorisme, karena dapat diserap lewat mata, mukus, sistem pernapasan, dan luka kecil.

Kasus Botulinum:
·        Sekte kiamat jepang, Aum Shinrikyo, memproduksi botulinum dan menyebarkannya lewat udara di Tokyo tahun 1990. Untungnya serangan ini tidak memakan korban.

·        Teroris Jerman, Red Army Faction memproduksi botulinum, namun tak pernah digunakan dalam serangan.

Reference:
http://emedicine.medscape.com/article/325451-overview#a1
http://www.emsworld.com/article/10324792/botulinum-toxin-bioterrorism-weapon



No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib