Pada kesempatan kali ini, jurnaldetektif.blogspot.com
akan membahas mengenai salah satu Teknik kriptografi atau penyandian klasik
yang diperkirakan berasal dari Yunani. Masuk ke dalam jenis transposition cipher, Nama Scytale
sendiri berasal dari bahasa Yunani skytale
yang berarti “baton”. Penggunaan baton
atau tongkat pendek tersebut adalah sebagai media untuk melakukan transposition
cipher dengan meilitkan perkamen pada tongkat tadi ataupun objek silinder lain
dan menuliskan pesannya di perkamen tersebut.
Teknik Enkripsi
Seperti yang telah disebutkan
diatas, Scytale cipher menggunakan silinder dalam penggunaannya. Makan dari itu,
elemen yang tak kalah penting dari enkripsi ini adalah jumlah putaran perkamen
pada silinder tersebut yang akan kita umpamakan dengan symbol (L).
Setelah di enkripsi, pesan yang
tertulis pada silinder itu akan direpresentasikan menjadi baris kata yang
terdiri dari satu huruf saja yang terlihat di perkamen pada silinder yang digunakan.
Karena kata yang terbentuk akan berbeda jika jumlah huruf pada satu baris
perkamen yang sudah dililitkan terlalu banyak atau sedikit, makan akan sangat
penting untuk menentukan jumlah putaran (L).
Diameter dari silinder yang
digunakan akan sangat membantu untuk menentukkan jumlah putaran dari enkripsi
tersebut, karena ketika melilitkan teks yang sudah dienkripsi ke silinder
tersebut kita dapat mengira-ngira jumlah putaran dari enkripsi itu dengan
menginterpretasi sebagian deretan huruf yang terlihat apabila telah membentuk
sebuat frasa atau kata.
Setelah kita menentukkan jumlah
putaran, maka kita tinggal mencari silinder dan menuliskan pesan kita disana.
Pertama kita lilitkan kertas atau perkamen pada sebuah silinder, lalu tinggal
kita tulis satu huruf di perkamen atau kertas itu.
Akan lebih baik apabila kita menuliskan
huruf searah dengan orientasi lilitan, karena beberapa orang mungkin akan
merasa bahwa huruf tersebut ditulis pada kertas yang melilit karena posisi huruf
yang tidak tegak. Meski begitu, hal tersebut juga masih tergantung dari
beberapa aspek seperti panjang perkamen atau kertas dan ukuran silinder.
Teknik Dekripsi
Untuk mengenkripsi pesan menjadi
sebuat Scytale Cipher, mungkin memerlukan waktu yang tidak lama. Namun, untuk
dekripsinya tentu saja ada beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan seperti
yang sudah disebutkan diatas yaitu: jumlah lilitan dan diameter silinder.
Sehingga, seperti yang sudah kita duga, kita harus menebak” jumlah lilitan dan
diameter silindernya.
Dibawah ini jurnaldetektif.blogspot.com akan mengemukakan ulang langkah mendekripsi sandi matriks
transposisi sederhana, seperti yang telah dikemukakan di situs referensi
terakhir artikel ini.
Cara
memecahkan sandi matriks transposisi sederhana:
- Hitung berapa jumlah huruf yang ada di ciphertext. Contoh: ada 99 huruf.
- Buatlah matriks yang berukuran lebih besar sama dengan jumlah huruf yang ada, dan gunakan keduanya di tiap ukuran, maksudanya jika kita memilih matriks 2x3 maka kita siapkan 2 buah matriks itu. Contoh: karena ada 99 huruf maka beberapa kemungkinan matriksnya adalah: 2x50, 3x33, 4x25, 5x20, 6x17, 7x15, 8x13, 9x11, 10x10.
- Untuk tiap ukuran matriks, tuliskan ciphertext yang ada tadi pada baris matriks, dan pada matriks yang kedua tuliskan ciphertext tadi pada kolom matriks.
- Lakukan kepada seluruh kemungkinan matriks dan lihat apakah ada deretan huruf yang membentuk frasa atau kata.
Sebenarnya
ada satu jenis penyandian transposisi lagi yaitu column-scrambled, namun tak akan kita bahas disini, dan bisa kalian
lihat di referensi
terakhir. Nb: pada situs tersebut terdapat beberapa latihan soal yang dapat
kalian praktekan.
Penutup
Scytale
Cipher merupakan salah satu Teknik penyadian yang sederhana. Meski demikian,
untuk memecahkannya kita harus menebak-nebak, sehingga jika pesannya cukup
penting ada baiknya kita mengikuti langkah dekripsi yang telah dikemukakan
diatas tadi. Selamat mencoba. Salam detektif!
References:
No comments:
Post a Comment