Seorang
detektif biasanya akan melakukan observasi pada suatu objek ketika menghadapi
suatu kasus atau masalah. Setelah melakukan observasi, dia akan mengumpulkan
data dari hasil pengamatannya tersebut dan mungkin akan menarik kesimpulan.
Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat
kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104).
Perbedaan dari
observasi dan eksperimen adalah observasi memberikan hasil yang lebih valid.
Pada eksperimen, seorang peneliti melaporkan suatu tingkah laku, sedangkan pada
observasi lebih menekankan pada pemaparan tingkah laku secara langsung dari obyek.
Ketika
melakukan observasi, pengamat harus memperhatikan dan melakukan pencatatan atau
pengingatan. Dalam dunia detektif, tentu saja kita bisa melihat bagaimana
Sherlock Holmes melakukan pengamatan dari para klien nya sehingga dia bisa
menyimpulkan sesuatu dari klien nya tersebut.
Banyak dari
kita yang tak memperhatikan dunia di sekeliling kita. Padahal, seorang detektif
akan terkenal baik dari kemampuannya untuk memperhatikan hal-hal kecil di
sekitarnya. Menurut Konnikova, semua itu tergantung dari kebiasaan untuk
berperhatian penuh pada keadaan atau lingkungan disekeliling kita.
Maka dari itu,
ada baiknya untuk melatih kebiasaan berperhatian penuh seperti pada artikel
Think Like Sherlock. Satu hal lagi yang paling penting adalah semangat untuk
tidak berhenti belajar. Orang biasa selalu ingin semua hal selesai dengan
cepat, sehingga kita kehilangan pikiran anak kecil kita yang fokus kepada hal
kecil dan bertanya “Kenapa bisa begini?” Maka, ubah prioritas dari ‘selesai
secepat mungkin’ ke ‘perhatikan detail kecil’. Alhasil, dengan latihan dari
hal-hal di sekitar sobat detektif dapat memiliki kemampuan observasi yang kuat
seperti Sherlock Holmes.
Reference:
https://lifehacker.com/5960811/how-to-develop-sherlock-holmes-like-powers-of-observation-and-deduction
No comments:
Post a Comment